Virus korona atau covid-19 yang mendunia telah mengambil banyak perhatian kita semua. Berbagai penelitian pun telah dilakukan oleh para ahli untuk mempelajari virus ini.
Berikut ini beberapa fakta unik seputar Corona.
1. Virus Corona Dapat Bermutasi

Tes ilmiah yang dilakukan peneliti baru-baru ini mengungkap Virus Corona COVID-19 telah bermutasi menjadi 40 jenis. Dengan bukti bahwa Virus Corona jenis baru ini bermutasi, para ilmuwan dapat belajar lebih banyak dengan mempelajari gen virus yang pada akhirnya membantu menemukan obatnnya.
Bukti adanya mutasi Virus Corona COVID-19 menjadi perhatian Christian Drosten, kepala Institute of Virology di Charité University Hospital di Berlin, sejak akhir Februari.
Kala itu, Drosten mempelajari seorang pasien Jerman yang terkena Virus Corona jenis baru di Italia, dan seorang pasien Jerman yang terpisah yang terkena COVID-19 sebulan sebelumnya di Munich.
Kedua kasus memiliki tiga mutasi genetik yang belum terlihat dalam sampel dari Wuhan, China, di mana patogen pertama terjadi. Berdasarkan bukti ini, Drosten menduga ada kemungkinan varian China yang membawa ketiga mutasi telah menempuh rute independen ke Jerman dan Italia.
Sejak itu, tes lebih lanjut telah mengungkapkan lebih banyak bukti bahwa Virus Corona jenis baru telah bermutasi, seperti dilansir alarabiya.net, Jumat (27/3/2020).
2. Virus Corona ini lebih cepat menyebar dibandingkan saudaranya virus mers dan sars

Hal ini dikarenakan, seseorang dapat terjangkit virus Corona jika ia menghirup percikan air liur yang dikeluarkan oleh penderita COVID-19 saat bersin atau batuk. Tidak hanya itu, penularan juga dapat terjadi jika seseorang memegang benda yang telah terkontaminasi percikan air liur penderita COVID-19 lalu memegang hidung atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.
SARS dan COVID-19 diketahui lebih mudah menyebar dari manusia ke manusia daripada MERS. Dan jika dibandingkan dengan SARS, penularan COVID-19 dari manusia ke manusia lebih mudah terjadi dan lebih cepat.
Sejauh ini, angka kematian akibat COVID-19 tidak lebih tinggi dibandingkan SARS dan MERS. Angka kematian SARS mencapai 10%, sedangkan MERS mencapai 37%. Namun, penularan COVID-19 yang lebih cepat dibandingkan SARS dan MERS membuat jumlah penderita penyakit ini meningkat tajam dalam waktu singkat.
3. Virus Corona tanpa gejala

Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Korea Selatan Jung Eun-Kyeong mengatakan, sekitar 20 persen dari pasien positif virus corona di Korea Selatan tidak menunjukkan gejala sama sekali selama menjalani perawatan di rumah sakit.
Melansir Bloomberg, di Islandia, menurut Kepala Ahli Epidemiologi Thorolfur Gudnason, separuh dari jumlah pasien positif tidak memiliki gejala.
Satu analisis dari wabah kapal pesiar Diamond Princess menunjukkan, 33 dari 104 penumpang yang terinfeksi tetap tanpa gejala bahkan setelah rata-rata 10 hari pengamatan di rumah sakit.
4. Apakah cairan disinfektan berbahaya bagi tubuh manusia …????

Cairan disinfektan diyakini bisa membersihkan benda dari virus, termasuk covid-19 (new coronavirus). Maka tak sedikit orang yang membeli dan atau membuat sendiri cairan itu. Namun, bagaimana jika disinfektan terkena tubuh?
“Cairan disinfektan merupakan cairan kimia bersifat basa, sehingga berbahaya apabila mengenai mata,” ujar dr. Arini Astasari Widodo, SpKK, kepada Medcom.id.
Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Indonesia memperingatkan publik untuk tak menyemprotkan atau memakainya langsung ke tubuh manusia. Sebab beberapa kandungan dalam larutan disinfektan justru menyimpan risiko kesehatan.
“Menyemprot bahan-bahan kimia seperti itu dapat membahayakan jika terkena pakaian atau selaput lendir, contohnya mata dan mulut,” tulis cuitan dari akun resmi WHO Indonesia di Twitter WHO, Minggu (29/3).

Bahan kimia yang dimaksud adalah alkohol atau klorin yang umumnya terdapat dalam kandungan bahan cairan disinfektan. Menyemprotkan disinfektan ke tubuh manusia, menurut keterangan WHO, sebetulnya juga tidak bisa membunuh virus yang sudah masuk ke dalam tubuh.
Alkohol dan klorin hanya bisa digunakan sebagai disinfektan virus dan bakteri pada permukaan benda. Dan ini pun, harus dimanfaatkan sesuai dengan petunjuk penggunaan yang tertera.